Kuran’a bakıldığında müminin, canın

Kuran’a bakıldığında müminin, canını, malını Allah’a satmış, O’na tamamen teslim olmuş, yalnızca O’nun hoşnutluğunu arayan ve gerçek yurdu olan ahireti anan bir kimse olduğu görülür. Bu yüzden özgürlük anlayışı da müminin bu bakış açısı içinde değerlendirilmelidir. Mümin için özgürlük, kafirlerin anladığı gibi Allah’ın sınırlarını çiğnemede, gerçekte kölesi haline geldiği nefsinin ve diğer sayısız putlarının emirlerini yerine getirmede sahip olunan bir özgürlük değildir. Müminin özgürlük kavramı, 24 saat açık havada dolaşmayı, amaçsız ve anlamsız tavırlar sergilemeyi de içermez. Bu anlamda sokaktaki köpekler, sudaki balıklar, havadaki kuşlar herkesten daha özgürdür, ama bu özgürlük onların “kuş beyinli” olmalarına, hayvanlığın ötesine geçmelerine çare değildir. Sokak serserileri, ayyaşlar da tamamen özgürdürler; istedikleri çöplükte, beğendikleri köprünün altında uyuyabilir, diledikleri gibi bağırıp-çağırabilirler. Oysa elbetteki değer taşıyan özgürlükler bunlar değildir.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Ketika membaca Al-Qur'an, kehidupan, properti dia menjual kepada Allah, dia benar-benar menyerah, hanya nya kepuasan dengan pemanggil dan dilihat dalam anan nyata hostel selanjutnya tidak satu. Itu sebabnya rasa kebebasan harus dinilai dalam perspektif ini orang percaya. Untuk kebebasan orang percaya, realitas Allah seperti yang kita mengerti çiğnemede batas-batas, telah menjadi budak nafsunya dan segudang lainnya berhala dalam memenuhi pesanan dimiliki bukanlah kebebasan. Konsep kebebasan orang percaya, udara 24 jam di sekitar, tanpa tujuan dan sembrono sikap tidak termasuk baik menunjukkan. Dalam pengertian ini, mengurusi anjing liar, akuatik ikan, burung-burung di udara lebih dari siapa pun gratis, tetapi kebebasan ini agar mereka "bodoh", tidak menyembuhkan mereka melampaui binatang. Jalan bajingan, pemabuk benar-benar gratis; mereka ingin membuang, dapat tidur di bawah jembatan, favorit seperti mereka dimarahi-. Sedangkan hal ini tidak, tentu saja, mereka yang nilai kebebasan.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Ketika orang-orang percaya Qur'an, jiwa, dan properti dijual kepada Tuhan, Satu benar-benar menyerah, hanya akan dilihat dengan melihat untuk kepuasan dan menjadi ibu satu akhirat, tanah air yang benar. Jadi konsep kebebasan harus dipertimbangkan dalam hal titik percaya pandang. Kebebasan bagi orang percaya dan orang-orang kafir seperti mengunyah memahami batas-batas Allah, tidak benar-benar dimiliki kebebasan dalam memenuhi pesanan diri telah menjadi budak dan banyak berhala lainnya. Konsep kebebasan orang percaya, navigasi udara 24 jam tidak termasuk sia pameran dan sikap berarti. Dalam hal ini, anjing jalanan, ikan, air, udara, burung lebih bebas daripada orang lain, tetapi kebebasan mereka "nitwit" menjadi, tidak bijaksana untuk lulus di luar kebinatangan. Hooligan, pemabuk yang benar-benar bebas; mereka ingin membuang, Anda dapat tidur di bawah jembatan seperti mereka bisa berteriak-panggilan seperti yang mereka inginkan. Namun, mereka tidak membawa nilai-nilai kebebasan, tentu saja.