O zaman Medine, Resûlullah’ın (sav)

O zaman Medine, Resûlullah’ın (sav) vefatının ardından İslâmiyet’i imha etmeyi düşünen münafıklarla dolu bulunuyordu. Ensar, hilafet ve riyaset meselesini kendi adlarına ileri sürmekle durumun ciddiyet ve vehametini artırmıştı. Kureyş, Ensarı o derece küçük görüyordu ki, onların seçeceği bir lideri kabul etmesi imkânsızdı. Bunun böyle olduğu, Bedir savaşının başında, Ensardan düello için ileri çıkan muharipler Kureyş’e karşı meydan okuduğu zaman Utbe’nin, “Ya Muhammed! Biz soylu olmayan kişilerle dövüşmeye tenezzül etmeyiz.” demesinden anlaşılabilir.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Kemudian, setelah wafatnya Nabi (SaaS) di Madinah, kehancuran Islam yang penuh münafıklarla. Tracey mengambil nama mereka tentang kekhalifahan dan keseriusan situasi dan vehametini Presiden berikutnya telah meningkat. Quraisy, ia sangat kecil, Ensarı mereka akan memilih seorang pemimpin untuk menerima yang mustahil. Itu adalah, pada awal Perang Badr, Ensardan duel untuk tantangan berikutnya terhadap para pejuang Quraisy, Muhammad ketika dia membaca Utbe! Kami tidak berkenan untuk melawan orang-orang non-mulia. "dimengerti.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Kemudian Medina, Nabi (saw) setelah kematian Islam penuh dengan orang munafik yang akan menghancurkan. Ensor, memimpin isu Khilafah dan keseriusan situasi dan mengajukan nama-nama mereka telah meningkat dalam tingkat keparahan. Qureshi, Ansari bahwa ia melihat sangat sedikit, mereka akan memilih pemimpin, itu tidak mungkin untuk menerima. Bahwa hal ini terjadi, pada awal perang Badar, Ansari maju ke tantangan duel melawan Quraisy ketika kombatan Utbe, "Wahai Muhammad! Kami tidak mulia untuk bertarung dengan orang yang kita tidak menggurui. "Setelah itu dimengerti.