ayetinin ifadesiyle, küfrün müminle

ayetinin ifadesiyle, küfrün müminlere olan düşmanlığı vurgulanmıştır. Bunun yanısıra küfür, her zaman, bilinçli ya da bilinçsiz olarak, Kuran’ın ifadesiyle “şeytanın fırkası”dır. Şeytan ise “insanın apaçık bir düşmanıdır”. Bu, değişmez bir ilahi kanunudur. Mümin bu kanuna uygun olarak tavır almalı, Kuran’da dendiği gibi Hz. İbrahim’i örnek edinmelidir:

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

kata ayat, ia melangkah menjauh dari permusuhan bahwa orang percaya yang disorot. Selain senonoh, selalu, sadar atau tidak sadar, dalam kata-kata Al-Quran "Devil's pesta" adalah. Setan adalah "pria 's jelas adalah musuh". Ini adalah hukum ilahi harfiah. Sesuai dengan undang-undang ini harus mengambil sikap, percaya bahwa dalam Quran sebagai contoh Nabi Ibrahim harus mendapatkan:

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Dalam kata-kata dari ayat ini ditekankan permusuhan terhadap orang-orang kafir untuk beriman. Selain itu, kata-kata kotor, selalu, sadar atau tidak sadar, oleh Al-Qur'an sebagai "partai setan" ini. Setan adalah "musuh diakui rakyat". Ini adalah hukum Tuhan berubah. Orang-orang percaya harus mengadopsi sesuai dengan hukum ini, sebagaimana dimaksud dalam Al-Qur'an Hz. Abraham harus mendapatkan sampel: