Gerçek özgürlük, ancak gerçek din t

Gerçek özgürlük, ancak gerçek din tam anlamıyla yaşandığı takdirde elde edilebilir. Allah’ın emirlerini gözetmeden, yalnızca nefsinin istek ve arzuları doğrultusunda yaşayan bir kişi kendisinin özgür bir insan olduğu hissine kapılabilir. Çünkü imanın ve Allah’a teslimiyetin getirdiği gerçek özgürlüğü tatmadığı için müminler gibi karşılaştırma yapma imkanı yoktur.. Oysa, dinden kaçıp din dışı bir hayatı benimseyerek özgürlüğüne kavuşacağını sanan kişi, aslında tâbi olduğu din dışı sistemin kendisini uymaya mecbur kıldığı birçok zorlayıcı, kısıtlayıcı ve yasaklayıcı kurallarıyla zincirlenip çoktan özgürlüğünü kaybetmiştir bile. Artık, bu din dışı sistemde hayatını sürdürebilmesi için bu sistemin kurallarına, adamlarına, patronuna, müdürüne, işçisine, babasına, sevgilisine,vs., Kuran’da hiç yeri olmayan ancak toplumun zamanla oluşturduğu örf, adet ve geleneklere, sayısız sosyal yaptırımlara, Allah’ın ondan istemediği ama kendi taassubundan ötürü kendisine koyduğu prensiplere uymak zorundadır. Sonuçta Allah’ın kulu olmaktan kaçıp binlerce sahte ilahın (putun) emrine girer. Ayette şöyle denir:

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Kebebasan sejati, tetapi jika mengalami nyata agama sepenuhnya tersedia. Partisan perintah Allah, hanya sesuai dengan keinginan dan keinginan nafsu nya adalah orang hidup mungkin akan mendapatkan perasaan bahwa ia adalah orang bebas. Karena Anda tidak tunduk kepada Allah membawa tatmadığı kebebasan dan iman yang benar, tidak ada kemungkinan untuk membuat perbandingan seperti orang percaya untuk... Namun, dengan mengadopsi kehidupan untuk melarikan diri dari agama non-religius kebebasan adalah benar-benar orang yang berpikir dia akan mendapatkan melalui sistem non-religius itu sendiri memiliki wajib banyak koersif, undang-undang ketat dan prohibitory zincirlenip sudah telah kehilangan kebebasannya. Sekarang, dalam sistem non-religius pada aturan-aturan sistem ini untuk mempertahankan, memberitahu orang-orang Anda, bos Anda, manajer, pekerja, ayah, kekasih, dll, dalam Qur'an, tidak bebas-adat dibuat seiring waktu, bagaimanapun, masyarakat, di mana adat dan tradisi, tidak ingin sanksi sosial nya tak terhitung jumlahnya, tetapi Allah taassub karena dari dirinya dan meletakkan prinsip-prinsip. Akibatnya ribuan palsu berjalan jauh dari menjadi hamba Tuhan menjadi saksi (Idol). Ayat ini disebut sebagai berikut:

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

kebebasan sejati hanya dapat dicapai jika ada harfiah agama yang benar. Tanpa mempertimbangkan perintah-perintah Allah, hanya satu orang yang tinggal sesuai dengan keinginan dan keinginan jiwa mungkin merasa dirinya untuk menjadi orang bebas. Ada kemungkinan untuk membuat perbandingan sebagai setia kebebasan nyata Mencicipi membawa karena iman dan menyerahkan diri kepada Allah .. Namun, Anda orang-orang akan dibebaskan dengan mengadopsi kehidupan di luar agama untuk melarikan diri dari agama, dalam subjek fakta bahwa banyak menarik sistem yang memaksa kepatuhan itu sendiri adalah non-agama, membatasi dan mahal bahkan zincirlenip sudah kehilangan kebebasannya dengan aturan. Sekarang, untuk mempertahankan hidup dalam sistem beragama ini dengan aturan dari sistem ini, penjaga, bos, kepala, pekerja ayahnya, kekasih, dll, Tidak ada tempat dalam Alquran tetapi masyarakat setelah menciptakan kebiasaan dan tradisi dari berbagai sanksi sosial, Allah ' s harus sesuai dengan prinsip-prinsip membaringkannya karena fanatisme mereka, tapi dia tidak ingin dia. Sebagai hasil dari menjadi seorang hamba Allah untuk melarikan diri ribuan dewa-dewa palsu (berhala) di bawah perintah. Ayat itu mengatakan: