Muaz, Bizans başkomutanı ile barış

Muaz, Bizans başkomutanı ile barış şartlarını konuşmak üzere kabul salonu olarak kullanılan sırmalarla süslü bir çadırın önüne geldiğinde, altından dokunmuş bir halının yere serili olduğunu gördü ve durdu. Bir Hıristiyan gelerek onu içeri davet etti. Muaz, zühd ve takvasıyla meşhur bir sahabeydi. Onun bu şöhreti Hıristiyanlarca da bilinmekteydi. Hıristiyanlar kendisine layık olduğu saygıyı göstermek istediler. Böylece onu dibadan, altın ve gümüş işlemelerle süslü ipekten bir çadır içinde ağırlamaya karar verdiler. Muaz, üzerinde fakirlerin kanı ve hakkı olan bir halının üstüne oturamayacağını söyleyerek yere oturdu.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Bizantium Panglima untuk membahas syarat-syarat perdamaian dengan Muaz, menerima semua yang digunakan sebagai sebuah tenda mewah di depan aula ketika ia melihat karpet tenunan dari bawah tanah, seri dan berhenti. Dia mengundang dia masuk bagi orang Kristen. Muaz, pertapaan dan takvasıyla sahabeydi yang terkenal. Dan ketenaran dikenal oleh orang Kristen. Mereka ingin menunjukkan rasa hormat bagi orang Kristen layak nya. Jadi itu dibadan hias dengan emas dan perak tenda sutra memutuskan untuk menyambut. Di sebelah kanan darah miskin dan Muaz, di atas karpet tidak bisa duduk di sini mengatakan bahwa duduk di tanah.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Muaz, untuk membahas persyaratan perdamaian dengan kepala komandan-in-Bizantium digunakan sebagai dekorasi ruang resepsi dengan rahasia ketika datang di depan tenda, di bawah karpet tenun melihat bahwa itu tergeletak di tanah dan berhenti. Seorang Kristen telah mengundang dia untuk datang. Muaz, dengan asketisme dan kesalehan adalah sahabat yang terkenal. Ketenaran-Nya dikenal oleh orang-orang Kristen. Kristen ingin menunjukkan ia layak dihormati. Oleh karena itu dari Dibai, dihiasi dengan emas dan perak bordir sutra memutuskan untuk menyambut di tenda. Muaz, dan tepat di darah orang miskin, mengatakan ia tidak bisa duduk di atas karpet yang duduk di lantai.